Terkulai lemas tubuh mungil
Diatas awan
Mata beningnya terpejam dengan tangan terkekang
Jemari manisnnya menengadah
Meminta keadilan
Takkan mungkin bangun
Meski jejak kakinya terhapus hujan
Tapi hati kecilnya teriris pedang
Ruhnya melambung tinggi
Berjubah putih melayang-layang
Diterowongan masa depan
Tak terlihat garis cahaya kebahagian
Terlalu gelap dan panjang
Tapi sela air matanya adalah senyuman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar